DITEMPAT YANG TEPAT, AKU MAMPU BERSINAR
Namaku Mayra. Aku adalah siswi KB Inklusif Gantari milik Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Kata dokter, aku adalah anak dengan Down Syndrome. Aku belum tahu persis artinya, tapi katanya aku istimewa. Dan aku suka menjadi istimewa.
Hari Senin - Jumat adalah hari favoritku, karena di hari itu aku berangkat ke sekolah ditemani Mama. KB Inklusif Gantari menjadi rumah keduaku, tempat dimana aku bertumbuh, dan mengenal lingkungan sosial diluar lingkup keluarga.
Layaknya anak berusia 5 tahun, aku ingin bermain dengan teman-temanku, berteriak, berlari dan tertawa bersama. Namun entah mengapa, aku merasa cemas dan malu. Sehingga aku lebih memilih untuk bermain sendiri dengan duniaku. Tanpa ku sadari ini menjadi hambatanku dalam berinteraksi sosial.
Aku bersyukur, KB Inklusif Gantari mengajarkanku bagaimana mengenal lingkungan sekitar. Bermain bersama di playground menjadi pintuku untuk belajar berinteraksi dengan guru dan teman-teman. Di dalam kelas, aku mulai berani untuk berbagi crayon saat mewarnai bersama teman-teman. Tidak hanya itu, kegiatan makan snack bersama juga menjadi jembatan untuk mengasah kemampuan komunikasiku.
Orang tuaku cukup lega dengan menyekolahkanku di KB Inklusif Gantari. Kenapa? Karena disini, guru menggunakan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhanku. Baik saat berkegiatan di dalam kelas bersama teman-teman, maupun saat kelas individu.
KB Inklusif Gantari membagi kelas secara klasikal dan Program Pembelajaran Individu (PPI) yang disusun berdasarkan perkembangan dan kebutuhanku dari hasil assessment. Melalui kegiatan yang dimodifikasi, guru melatih kemampuan dasarku seperti kemampuan motorik, sosial emosi, kognisi, bahasa, moral agama, dan seni. Aku mendapatkan kelas PPI seminggu sekali di ruang terpisah yang tujuannya agar aku dapat fokus pada kegiatan-kegiatan yang diberikan.
Kelas klasikal adalah kelas yang kutunggu. Di kelas ini, aku didorong untuk dapat mengasah kemampuan komunikasi yang masih minim. Guru mengajakku untuk mengenal teman-teman, keluarga dan bahkan diriku sendiri melalui media yang interaktif. Aku juga diajak untuk mengidentifikasi benda-benda yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, termasuk menjaga kebersihan diri dengan merapikan mainan, membuang sampah, dan mencuci tangan sendiri.
Menariknya, bersekolah di KB Inklusif Gantari tidak hanya menjadi tempatku bertumbuh, tetapi juga orang tuaku. Sekolahku mampu merubah perspektif keluargaku bahwa aku mampu berkembang lebih dari yang mereka bayangkan. Orang tuaku didorong untuk intens mendampingi bagaimana aku dapat interaksi sosial di rumah dan mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti makan sendiri, mencuci tangan, dan kegiatan rumah lainnya.
Aku bisa merasakan bagaimana orang tuaku sekarang merasa sangat bersyukur karena banyak perkembangan baik yang terjadi di diriku. Salah satu hal yang paling disyukuri oleh Mama adalah saat ini kami dapat berkomunikasi dua arah. Dulu, Mama hanya bisa menebak apa yang aku rasakan. Tapi saat ini, aku dapat mengekspresikan perasaanku melalui kalimat-kalimat pendek dan sederhana. Aku melihat bagaimana Mama menangis bahagia, karena akhirnya mama mengerti apa yang aku rasakan dan pikirkan.
Saat ini, banyak perubahan besar yang dirasakan orang tua dan guruku dengan melalui pendampingan di sekolah. Aku sudah lebih percaya diri untuk berbaur dengan teman-teman, berbagi mainan bersama, mengikuti instruksi dari guru, dan kosa kata yang semakin bertambah untuk membantuku mengungkap perasaan dan keinginan.
Menjadi berbeda bukanlah sebuah kesedihan, dan tidak seharusnya jadi alasan untuk menyerah. Di tempat yang tepat maka kemampuanmu yang tersembunyi akan tumbuh, perlahan muncul ke permukaan, dan bersinar.
Penulis
Alfitra Yosi Putrijaya