Apa itu Mobile Clinic untuk ABK?

Selasa, 12 Agustus 2025

“Kita sudah melatih guru-guru PAUD dan mendampingi mereka membuat kurikulum inklusif agar anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah dapat terlayani, tapi gimana dengan kondisi kesehatan mereka?” tutur Yuni, Project Manager Learning Unlocked dalam sebuah koordinasi rutin bulanan. 

Keresahan itu berangkat dari pengalaman KB Gantari, unit pendidikan di bawah Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRYAKKUM). Di KB Gantari, setiap anak mendapatkan layanan yang lengkap, mulai dari asesmen, deteksi dini, pemeriksaan dokter hingga terapi sesuai dengan kebutuhan anak. Tidak hanya itu, KB Gantari juga menyediakan layanan konseling bagi orang tua ABK. Semua layanan itu terintegrasi dalam sebuah sistem sehingga ABK memiliki kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang dengan optimal.

Namun, di sekolah-sekolah PAUD dampingan Project Learning Unlocked di wilayah D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah kondisinya berbeda. Sekolah-sekolah yang menjadi dampingan project memiliki siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu sehingga akses ke layanan kesehatan tetap sulit, meski biaya terapi sebenarnya sudah ditanggung BPJS. Hanya saja, cakupan BPJS masih terbatas pada usia tertentu. Selain itu, stigma masyarakat masih tinggi dan pemahaman orang tua tentang perkembangan anak juga masih rendah. MIsalnya, sebagian orang tua punya pemahaman bahwa anak yang sangat aktif di kelas atau di rumah dianggap wajar saja, atau anak usia dua tahun belum bisa bicara dianggap wajar dan berpandangan bahwa nantinya juga akan bisa bicara sendiri. Hal-hal demikian yang ditemui di sekolah-sekolah dampingan.

Mobile Clinic muncul sebagai sebuah inisiatif dan sekaligus solusi atas persoalan tersebut. Layanan yang dimulai sejak September 2024 ini berkolaborasi antara unit pendidikan, unit medis dan Resource Center PRYAKKUM. Tujuannya adalah untuk mendekatkan layanan kesehatan bagi ABK sekaligus menciptakan sebuah model bagaimana memadukan layanan pendidikan dan kesehatan di sekolah PAUD inklusif. 

Layanan Mobile Clinic dilakukan dengan cara school visit, yaitu tim medis datang mengunjungi sekolah-sekolah dampingan dan memberikan berbagai layanan kepada ABK sesuai kebutuhannya. Layanannya meliputi pemeriksaan kesehatan umum (general check up), fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, dan konseling. Layanan tersebut dijadwalkan satu bulan sekali di tiap-tiap sekolah dampingan. Saat ini, PRYAKKUM memiliki 7 sekolah dampingan di wilayah D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. 

Karena layanan - layanan tersebut bersifat stimulus, maka layanan Mobile Clinic juga memastikan pelibatan orang tua. Peran orang tua sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang ABK. Dalam setiap kunjungan Mobile Clinic, petugas kesehatan juga berperan untuk memberi edukasi kepada orang tua baik terkait kondisi anak, maupun treatment yang diberikan kepada anak. Orang tua juga dibekali cara-cara praktis dan sederhana untuk dapat memberikan terapi kepada anaknya agar pendampingan kepada anak dapat berlanjut di rumah atau melanjutkan terapi di layanan medis setempat. 

Layanan Mobile Clinic yang sudah berjalan hampir satu tahun telah memberikan dampak nyata. ABK yang dulunya tertinggal mulai memperlihatkan kemajuan, orang tua jadi lebih percaya diri dan sadar akan kondisi anak, bahkan mulai melakukan terapi mandiri dengan memanfaatkan jaminan kesehatan di fasilitas setempat. Selain itu, guru-guru di sekolah juga lebih memahami kondisi tiap anak dan hal-hal yang  perlu dilakukan. Semua itu membuat stigma masyarakat terhadap ABK mulai berkurang. 

Agar program Mobile Clinic dapat terus berlanjut, PRYAKKUM membangun jejaring dan kolaborasi dengan stakeholder setempat seperti Rumah Sakit dan penyedia layanan terapi. Harapannya, integrasi pendidikan dan kesehatan di sekolah PAUD inklusif dapat terus berjalan untuk memastikan setiap ABK mendapat hak belajar dan tumbuh kembang secara optimal. 

 

12 Agustus 2025

Penulis: Chamida M